(i)
Fajar mula merangkak ke luar
Dari dinding dinding bukit
Ke tulang langit langit biru
Lalu bersinar mencucuk wajah
Terjalar embunembun betina
Menyeleweng untuk landasan bumi
(ii)
Bergeliat di bingkai pagi sempit
Kejukan menjerat tubuh kering
Lalu merancang otak otak buas
Yang seringkali berfikiran culas
Terbuai perut yang berliku
Sementara jasad masih terkaku
Meliwati rangka rasa celika
Menagihkan debudebu waktu
Yang sudah rugi beribu
(iii)
Namun ku masih tetap disitu
Melepak, berkhayal, berlopong
Melayani asap asap duka lara
Sambil memadat aroma cengkih
Pekat melekat didada rapuh
Yang sering membalut luka
.....................................................
No comments:
Post a Comment